
Maraknya penjual / pengalih rawat pusaka pada akhir akhir ini menunjukkan bahwa supranatural memang never dies, dan menjadi satu lahan bisnis bagi mereka yang bergelut di dunia supranatural, termasuk majapahitsakti sendiri. Namun hal ini patut di waspadai karena tidak sedikit oknum dukun abal abal yang menggunakan kesempatan ini sebagai penjual palsu dengan menjual barang barang palsu juga.
Maksud dari palsu disini benda yang di jual kosongan yaitu tidak memiliki daya tuah atau khodam di dalamnya. Lantas bagaimana membedakan benda palsu dan benda asli? jawabnya tidak ada jawaban pasti jika dilihat dari sudut pandang orang awam, yang tau hanyalah mereka yang bergelut di dunia supranatural, karena hal ini melibatkan “kemampuan” dalam “melihat dan merasa” energi yang tak kasat mata.
Lalu bagaimana pedoman bagi orang awam agar tidak mudah tertipu?
Beberapa mungkin bisa di jadikan acuan sebagian sudah pernah saya uraikan di artikel sebelumnya yaitu jika benda tersebut berbentuk batu,maka batunya tidak akan glowing atau mengkilap, jika itu benda asli tarikan jika di foto atau di video bagimanapun juga tidak akan bisa cerah karena pada dasarnya energi khodam akan mempengaruhi pencahayaan kamera (foto terkesan jelek atau blur), benda asli lawasan atau jaman kuno terutaman jaman era kerajaan bentuknya tidak bisa bagus seperti jaman sekarang, bentuk benda pusaka jaman dulu umumnya berbentuk sederhana yaitu keris, tombak, kujang, besi kuning kepompong dll, benda jaman sekarang bentuknya macam macam mengingat kecanggihan era mesin sehingga muncul berbagai jenis bentuk benda yang di katakan kuno lawas dan bertuah padahal benda tersebut benda baru yang di proses kimia agar nampak kuno, jika pring petuk awasssss lebih baik bertanya kepada ahlinya karena sekarang ramai jualan pring petuk harga seratus ribuan yang sudah di pastikan palsu sebab pring petuk mustahil di jual segitu mengingat ini jenis benda sangat langka dan lain sebagainya
Lalu bagaimana cara memilih ageman yang sesuai dengan diri kita?
Pertama tama adalah yang di cari apanya? bentuknya atau daya tuahnya? Jika bentuknya yang di cari maka carilah benda yang unik tapi jangan meminta kelebihan daya tuahnya, karena yang anda inginkan adalah bentuknya sebagai hiasan semata, namun jika anda menginkan bendau nik antik tersebut bertuah anda tinggal meminta jasa paranormal untuk di isi khodam atau energi sesuai permintaan anda maka otomatis benda tersebut menjadi bertuah.
Jika yang anda cari adalah daya tuahnya maka kesampingkan bentuknya, karena jika yang di cari adalah benda sejarah era kerajaan jelas bentuknya tidak akan bisa sempurna karena era masa tersebut teknologi tidak secanggih jaman sekarang tetapi daya tuahnya sudah sangat di percaya tanpa melihat bentuk bendanya.
Lalu bagaimana jika ingin memahari keris?
Jika memahari keris, yang di cari keris sikep apa keris besar / ageman, keris sikep bentuknya kurang dari 20cm panjangnya, keris panjang jenis ageman bentuknya di atas 20cm rata rata 40 cm. Jika mencari jenis ini maka carilah 3 hal yaitu ITU atau sekarang umum di kenal ISU, yaitu Indah Tua Utuh atau Indah Sepuh Utuh ada yang menggunakan patokan U tersebut adalah Unik, jika berbicara unik jelas ini jenis benda jaman sekarang
Indah dalam dunia perkerisan adalah bentuknya, luknya, pamornya,.Tua atau Sepuh yang berarti era keris tersebut di buat kapan hal ini bisa di lihat dari bentuknya saya yakin anda bisa membedakan besi jaman sekarang dengan jaman era kerajaan, tempaan jaman sekarang dengan era kerajaan dan yang terakhir Utuh yang berarti bilahnya utuh tidak keropos, pamornya jelas, tidak tugel / cuklek / terputus kerisnya dll
Jika anda menemukan jenis keris seprti ini maka bisa di jadikan acuan akan tetapi biasanya harganya mahal mengingat ini jenis benda kuno dan tentunya pasti bertuah, sesuai lah dengan bendanya
Mengenal sedikit kalimat penjual keris.
Lokasian yang berarti keris tersebut di dapat dari kampung, bukan dari kota besar. ini berarti penjual blusukan ke kampung mencari keris yang tidak terawat terus di beli dan di jual ulang dengan menggunakan kalimat Lokasian
Jaminan Sepuh yang berarti keris tersebut usianya sudah tua, beberapa tahun silam kriteria keris sepuh atau tua adalah minimal 500 tahun, namun jaman sekarang kriteria tersebut sepertinya berubah menjadi 100 tahun atau 200 tahun
Pamor yang berarti gambar dalam bilah keris, bentuk lukisan dalam bilah keris, kalau ndak paham anggap saja belang belang yang nampak pada di keris
Estimasi artinya era keris tersebut di buat, seperti estimasi jaman majapahit, era pajang, mataram kuno dll, namun estimasi ini pada masa sekarang lebih banyak di pakai sebagai “model pembuatan” bukan jaman keris tersebut di buat, tetapi model keris tersebut di buat, bisa jadi keris tersebut di buat kemarin sore tapi dengan meniru bentuk keris yang di buat era majapahit, nah inilah yang di sebut estimasi
Jadi… lebih teliti dalam membeli keris, usahakan berpegang pada ITU/ISU serta jeli dalam melihat foto (jika beli dari online) kalau glowing berarti keris baru, kalau kelihatan biasa nampak kusam bisa jadi keris lawas (selama penjualnya jujur tidak membuat keris baru yang di rendam cairan kimia biar menjadi kelihatan lawas)
Pilihlah ageman yang sesuai
Ini yang paling penting, admin pernah membahas kenapa pusaka saya tidak bertuah menunjukkan banyaknya salah pilih memilih ageman, satu contoh seorang penjual bakso yang usahanya sepi malah memahari benda pusaka buat proteksi, ya jelas salah ndan, atau seorang satpam malah memakai benda pengasihan ini kan ndak cocok, jadi pilihlah agman sesuai tujuan anda, jika anda tidak paham jenis ageman seperti apa sebaiknya konsultasikan kepada kami atau kepada mereka yang benar benar memahami spiritual
Pendek kata tidak ada salahnya belajar agar tidak keblondrok atau tertipu